ANALISIS MAKNA KEKERASAN VERBAL DAN NONVERBAL DALAM FILM SERIGALA TERAKHIR KARYA UPI AVIANTO
Kata Kunci:
Indonesia, Kekerasan, Film, Semiotika, Roland BarthesAbstrak
Individu tiap manusia memiliki karakter yang berbeda-beda dengan adanya perbedaan secara budaya, agama, suku, wilayah dan juga pandangan hidup. Oleh karena perbedaan tersebut dapat memicu adanya konflik yang dilatar belakangi dengan adanya kepentingan yang berbeda dan juga dapat menimbulkan reaksi baik secara halus yaitu berupa ide dan secara kasar yaitu kekerasan itu sendiri. Kekerasan dapat berupa ucapan yang merupakan proses komunikasi yang penyampaian simbol dan pesannya dilakukan dengan menggunakan satu kata atau lebih (verbal) dan juga berupa perbuatan seperti gesture, warna, mimik wajah dan lain sebagainya (nonverbal) yang bersifat nyata, dan berakibat kerusakan pada harta benda (property), fisik hingga merenggut jiwa pada korbannya. Melalui film Indonesia yang berjudul Serigala Terakhir, kekerasan menjadi hal biasa dalam upaya merenggut kekuasaan. Dalam film Serigala Terakhir, peneliti menggunakan metode semiotika Roland Barthes dengan menganalisis adegan kekerasan melalui makna denotasi, konotasi, dan mitos. Dapat disimpulkan dalam kehidupan bermasyarakat sering terjadi konflik kecil hingga besar, hal ini sering terjadi karena konflik bukanlah suatu fenomena yang obyektif dan nyata, tetapi, ia ada dibenak orang-orang yang terlibat, hanyalah perwujudannya seperti, sedih, perdebatan, atau perkelahian yang terlihat nyata.
Referensi
Arsandy, L. W. (2015). Representasi Identitas Gay Dalam Film “Cinta Yang Dirahasiakan". Commonline Departemen Komunikasi, 4(1), 438–451.
Bahtiar. (2019). Komunikasi Massa Dalam Media Critical dan Media Equation. AL-HIKMAH: Media Dakwah, Komunikasi, Sosial Dan Budaya, 10(1), 20–27. https://doi.org/10.32505/hikmah.v10i1.1705
Imran, H. A. (2012). Media Massa, Khalayak Media, The Audience Theory, Efek Isi Media, dan Fenomena Diskursif (Sebuah Tinjauan dengan Kasus pada Surat Kabar Rakyat Merdeka). Jurnal Studi Komunikasi Dan Media, Vol. 16 No(1), 47–60. https://jurnal.kominfo.go.id/index.php/jskm/article/viewFile/160103/11
Lani, O. P., Mastanora, R., Handayani, B., & Maimori, R. (2021). Komunikasi Verbal Dan Nonverbal Pada Film Kartun Shaun the Sheep. Jurnal Ilmu Komunikasi |, 10(2), 161–169.
Made, N., Dwi, R., Luh, N., Purnawan, R., & Pradipta, A. D. (2019). Analisis Isi Kekerasan Verbal dan Non Verbal dalam Film Kucumbu Tubuh Indahku. 10.
Mudjiono, Y. (2012). Komunikasi sosial. Jurnal Ilmu Komunikasi, 2(1), 99–112.
Mudjiyanto, B., & Nur, E. (2013). Semiotics In Research Method of Communication. Jurnal Penelitian Komunikasi, Informatika Dan Media Massa, 16(1), 73–82. https://media.neliti.com/media/publications/222421-semiotics-in-research-method-of-communic.pdf
Nathaniel, A., & Sannie, A. W. (2020). Analisis Semiotika Makna Kesendirian Pada Lirik Lagu “Ruang Sendiri” Karya Tulus. SEMIOTIKA: Jurnal Ilmu Sastra Dan Linguistik, 19(2), 41. https://doi.org/10.19184/semiotika.v19i2.10447
Nurcahyono, A. (2003). Kekerasan Sebagai Fenomena Budaya: Suatu Pelacakan terhadap Akar Kekerasan di Indonesia. Mimbar, 19(3), 243–260.
Safaatur Rochmah. (2021). Representasi kekerasan dalam film Midsommar (Analisis Semiotika Roland Barthes). 1–82.
Sobur, A. (2013). Semiotika Komunikasi (5th ed.). PT REMAJA ROSDAKARYA.
Sobur, A. (2018). Semiotika Komunikasi (5th ed.).
Wibisono, P., & Sari, Y. (2021). Analisis Semiotika Roland Barthes dalam Film Bintang Ketjil Karya Wim Umboh dan Misbach Yusa Bira. Dinamika Ilmu Komunikasi, 1(1), 30–43. https://journal.moestopo.ac.id/index.php/dinamika/article/view/1406